Rabu, 18 Maret 2015

TEKNOLOGI MENJADI PEMACU SARANA DAKWAH (Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Sebagai Pemacu Semangat Dakwah)

TEKNOLOGI MENJADI PEMACU SARANA DAKWAH
(Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Sebagai Pemacu Semangat Dakwah)
          By : Intan Khoiriyah Bio Education’12

Abstrak
Pada saat masih duduk di bangku SD ataupun TK, ketika mendengar ceramah-ceramah agama oleh ustadz/ustadzah di musholla ataupun di masjid, kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah-sekolah seperti maulid nabi, isra’ mi’raj, pesantren ramadhan, dll. Seringkali kita melihat baik panitia, pembawa acara, ataupun ustadz/ustadzah yang mengisi acara tersebut menggunakan suatu pengeras suara atau microphone dan sambil membawa secarik kertas dan memulai pidato yang akan disampaikannya. Suasana yang sangat kental dan sakral, ditambah dengan penyampaian materi yang terlalu panjang membuat para peserta (baik anak-anak maupun dewasa) yang mengikuti jalannya acara tersebut seringkali mengantuk, tidak jarang ada yang tidur atau bahkan gaduh dan tidak memperhatikan materi apa yang sedang disampaikan. Hal ini seakan-akan menggambarkan bahwa ceramah agama yang disampaikan begitu membosankan, dan seringkali tidak mengenai sasaran dakwah bagi pesertanya. Namun berbeda dengan keadaan sekarang yang tiap tahun mengalami perubahan yang begitu pesat dibandingkan dengan zaman ketika kita masih duduk di bangku SD/TK. Seorang pendakwah yang dulunya menyampaikan dakwahnya hanya dengan perlengkapan dasar sederhana seperti sound system dan microphone, saat ini mengadaptasi suatu peranan teknologi yang mendukung sarana dakwahnya seperti : LCD,  Layar Proyektor, Penyajian Film, Video, animasi, presentasi yang multifungsi melalui suatu gambar 3D yang bisa bergerak dan bahkan dapat melalui sarana yang berhubungan menjangkau seluruh dunia tanpa kita harus keliling dunia sekalipun melalui suatu jaringan yaitu koneksi jaringan internet. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendakwah yang mau tidak mau harus ikut dalam arus perkembangan teknologi yang tidak dapat dibendung lagi. Disisi lain manfaat teknologi berdampak negatif dan banyak akses-akses yang dapat merusak dakwah dan syariah, namun disisi lain tidak dinafikkan bahwa teknologi-lah salah satu pemicu bagi dakwah yang harus tetap diemban.
Kata Kunci : Teknologi, Dakwah, Islam, Pendakwah, Pengaruh Teknologi.
Pendahuluan
Dakwah merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari seorang muslim, dapat dikatakan suatu dakwah merupakan kewajiban bagi tiap muslim. Pernyataan ini tidak semata-mata hanya suatu hal yang bersifat aqliyah (berdasarkan pemikiran manusia) namun, ada suatu hadist dan ayat dari Al-Qur’an yang bersifat naqliyah (bersumer dari suatu dalil yang menjadi penguatan dari pemikiran yang tidak dapat dijangkau manusia).  Salah satu hadist yang menjadi dasar bagi kewajiban tiap muslim atas dakwah adalah  “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu.” Dalam hadist ini jelas menggambarkan bahwa bagi tiap muslim adalah wajib baginya untuk menuntut ilmu. Terdapat suatu makna dan perintah mengenai dakwah yang tersembunyi dari penggalan hadist ini.  Jika seseorang diwajibkan untuk menuntut ilmu dalam artian menuntut ilmu agama maka hal tersebut bertujuan agar individu tersebut dapat mengetahui yang baik dan yang buruk berdasarkan standar halal dan haram. Dalam hal in suatau kewajiban dakwah setidaknya bagi tiap muslim yang sudah bisa dikenai beban tanggung jawab dan bagi individu yang telah mampu membedakan antara yang benar dan salah, serta antara baik dan buruk.
 Firman Allah Swt dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 83 : “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling ”. (Yayasan Penyelenggara Penafsir Al-Qur’an DEPAG RI, 2007)
Dalam ayat ini Allah Swt dengan tegas menyatakan bahwa melarang manusia untuk menyembah selain Allah dan menyekutukan-Nya. Sesuai dengan (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56) : “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Hal tersebut semakin menjadi penegas bahwa suatu dakwah adalah wajib hukumnya bagi tiap muslim untuk saling mengingatkan agar tetap selalu di jalan Allah. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih dari waktu ke waktu hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi tiap pengemban dakwah. Tidak serta merta dampak dengan adanya teknologi ini dapat merusak suatu jalan dakwah untuk umat, namun justru dengan adanya teknologi yang ada bagaimana caranya agar kita tetap untuk mempertahankan dakwah dan tetap beramar ma’ruf nahi munkar.

Pembahasan
Teknologi Dalam Peradaban Islam
Di kejayaan Islam, para cendekiawan muslim telah menguasai ilmu-ilmu yang bersifat teknologis yakni : ilmu jenis-jenis bangunan (istana, pembangunan kota, ukir-ukiran yang indah), ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal,  ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan terhormat. Pencapaian lainnya yang berhasil dicapai insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya. Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya. (Wenda, 2012)
Dari sebuah sejarah fakta mengenai peradaban islam tersebut, kita dapat mengambil suatu pelajaran sekaligus kesimpulan bahwa tidak dapat dipungkiri suatu teknologi yang diciptakan dapat membuat suatu revolusi bagi umat islam tidak hanya sebagai sarana dakwah, namun untuk kesejahtraan umat khususnya umat islam di masa mendatang. Kemajuan teknologi yang ada saat ini yakni adanya suatu peranan media yang sangat mendukung sebagai sarana dakwah. Diantaranya radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Hal ini menjadi sasaran utama bagi tiap pengemban dakwah agar mampu memasyarakatkan sosial media yang ada dan menyesuaikan kondisi bagi tiap kalangan yang akan menjadi objek dakwahnya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi telah diberikan suatu pilihan oleh Allah untuk bertindak, ada wilayah yang dikuasai oleh Allah, namun ada pula kiranya wilayah yang dikuasai oleh manusia. Tentunya Allah telah melihat sejauh mana proses dan usaha kita untuk mensyiarkan agama-Nya. Melalui media-media dan sarana yang ada tersebut adalah bergantung pada kita untuk mengoperasionalkannya dengan baik dan tepat. Dengan tidak menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah dan mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Tantangan Pendakwah Dalam Menjawab Teknologi
Seorang pendakwah tentunya harus mampu menghadapi problem yang ada dengan solusi yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan syariat yaitu standar halal dan haram, meskipun dengan kekompleksitasan yang semakin bertambah sesuai tantangan zaman. Dengan suatu akal yang telah dibekali Allah kepada manusia dan melalui suatu pedoman bagi hidupnya yakni Alqur’an dan As-Sunnah. Dengan cara seperti itu aqidah tidak mungkin dapat tergoyahkan jika arkanul iman menjadi suatu kekuatan dalam diri manusia. Sehingga segala konsekuensi yang diambil adalah berpedoman pada keridhoan Allah. Usaha yang telah ditetapkan pun harus disertai ketawakkalan dari awal  hingga akhir, sehingga bagi seorang pendakwah merasa optimis bahwa dakwahnya akan diterima bagi jamaah dakwahnya, dan ditengah-tengah akan tetap istiqomah untuk menyampaikan dakwah yang diembannya, dan apabila urusan dakwahnya itu diterima atau tidak oleh jamaah dakwahnya maka akan ikhlas sepenuhnya, karena urusan hati adalah urusan yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah Swt.
Banyak berbagai metode dakwah yang dapat diterapkan yakni melalui suatu pengadaan Teknologi Informasi yang dapat membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi. Inti dari dakwah yang disampaikan adalah suatu proses penyampaian informasi melalui komunikasi. Dengan adanya suatu pengadaan teknologi maka dakwah dapat dilakukan dengan tidak tergantung waktu dan tempat. Sehingga kapanpun dan dimanapun kita berada, kita dapat memperoleh ilmu agama dengan cara mengaksesnya lewat jaringan yang dihubungkan dengan internet. Hal ini juga tentunya perlu mempertimbangkan aspek-aspek yakni meskipun dengan cara pengaksesan lewat internet kita dapat memperoleh suatu ilmu agama dengan cara yang mudah.
Dalam suatu hadist rasulullah menyatakan bahwa Jika engkau menghadiri majelis ilmu maka engkau sedang melakukan sebuah ibadah dan para malaikat pun akan bershalawat kepadamu. Selain itu, dengan menghadiri majelis ilmu konsentrasi akan lebih tinggi dibandingkan hanya mendengarkan kaset rekaman. Dan engkau pun juga tahu bahwa melihat langsung akan lebih mengena daripada hanya sekedar mendengar. (Ummu Zaid Wakhidatul Latifah, 2010)
Dakwah merupakan suatu cakupan yang luas yakni suatu informasi yang disebarkan di internet dapat diakses oleh banyak orang. Cakupan dari internet merupakan jaringan seluruh dunia. Dakwah tidak lagi terbatas hanya untuk kalangan tertentu, melainkan informasi yang kita sebarkan akan bersifat universal karena semua orang dapat membacanya. (Sudardi, 2013)
Dari pengertian dakwah menurut sumber tersebut,  dengan adanya suatu teknologi memungkinkan untuk pendistribusian dakwah secara cepat, lagi-lagi suatu koneksi internet yang menjadi hal yang bersifat ketergantungan pada suatu media penyebar informasi yang tercepat saat ini. Hanya dalam hitungan detik, informasi yang baru kita tuliskan sudah bisa tersebar  kemana-mana. Dengan begitu media dakwah akan lebih efektif untuk tersebar. Selain itu ada banyak cara melalui jaringan internet ini yang digunakan untuk menyampaikan dakwah mulai dari menampilkan bentuk tulisan sampai ke bentuk audio visual yang menarik, melalui suatu gambar, tulisan, film, video, dll. Pemanfaatan internet sebagai media dakwah yakni memberikan kita sebuah referensi mengenai pendapat para ulama dalam membahas suatu masalah (tentunya disertai dengan dalil yang kuat). Kita juga dapat memanfaatkannya untuk membuat situs islam seperti Al Qur’an online, Hadist online, dan tentunya tetap menjaga kesahihan isinya. Dapat juga menyertakan video mengenai audio Al Qur’an dan kajian, membahas masalah dan konsultasi seputar islam secara online, membuat suatu komunitas melalui blog, dengan menyebarkan kebaikan dan tulisan yang bermanfaat di internet berfastabikhul khairat, dapat juga melalui jejaring sosial facebook, twitter, skype email  : yahoo, gmail, dll yang didalamnya juga dapat digunakan sebagai sarana diskusi melalui internet, meskipun anggotanya berada pada tempat yang jauh. Hal ini dilakukan agar stiap hari maupun setiap detik, masyarakat tidak buta lagi mengenai ilmu khususnya agama islam yang selama ini dirasa hanya sebagai status dalam lisensi kenegaraan saja. Aktivitas dakwah yang dilakukan secara intens bertujuan untuk membidik segmen khususnya pemakai internet terbanyak saat ini (usia 17 - 35 tahun) yang dirasa merupakan usia produktif dan telah mencapai kematangan untuk membedakan yang haq dan bathil. Sehingga dengan adanya suatu forum dakwah dalam internet baik secara langsung maupun tidak, akan dilihat dan dibaca oleh tiap pengguna internet, hal tersebut yang akan menjadi nilai pahala yang tersendiri bagi kita. Hal ini diharapkan agara media yang tersedia tidak digunakan sebagai hal yang sia-sia. Forum yang digunakan pun haruslah forum yang benar-benar disitu mendatangkan kebaikan bagi umat, dalam artian siapapun yang bergabung didalamnya sudah mafhum untuk berlaku baik.
Pengadaptasian Penyampaian Model Dakwah

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, model dakwah yang disampaikan para mubaligh atau para da’i telah mengalami perubahan. Model ceramah agama yang dulunya lebih bersifat konvensional, setidaknya telah mulai
ditinggalkan oleh sejumlah da’i. Lalu mulai bergeser pada dakwah beraroma entertain. Yakni model berceramah agama yang tidak sekadar mendengarkan ceramah sang da’i, tetapi sekaligus menjadi ajang ‘hiburan’. Para pendakwah berdakwah dengan memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya media televisi. Disamping media massa lainnya, seperti surat-kabar, majalah dan juga radio. (Suyono, 2012)
Berdasarkan fakta tersebut, apakah pola berdakwah seperti itu lebih efektif? dan bagaimanakah menurut pandangan Islam?. Realita di masyarakat menunjukkan, bahwa banyak pendakwah menyuguhkan paket tayangan siraman rohani di sejumlah televisi, yang ditampilkan dengan model ceramah yang menghibur. Faktanya, model berceramah seperti ini sangat digemari masyarakat dan apresiasi pemirsanya pun cukup tinggi. Tidak dipungkiri memang teknologi sangat berperan dalam memacu sarana-sarana dakwah. Namun, harus diperhatikan pula bagaimana adab dan tata cara yang sesuai dengan hukum-hukum syara’ yang mengikat. Sebuah hal yang wajar saja apabila suatu dakwah dibumbuhi dengan hiburan yang membuat jama’ah menjadi tertarik untuk mendengarkan dakwah yang disampaikan. Namun tidaklah berlebihan bagi para pendakwah untuk memanfaatkan media yang ada baik itu televisi, radio, internet dengan hal-hal yang sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dengan tidak tertawa secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari dakwah adalah untuk perbaikan umat. Sehingga dalam hal ini sekalipun teknologi berperan begitu besar dalam membantu mensyiarkan suatu dakwah. Namun sekali lagi kembali kepada bagaimana seorang pendakwah mampu memegang dan menguasai teknologi tersebut dengan sebaik mungkin agar syiar islam dapat disampaikan dengan begitu mudah tanpa mengotorinya dengan hal-hal yang mendatangkan murka dari Allah SWT. Wallahua’lam.

Penutup
Kesimpulan :
Bukan suatu kemustahilan dakwah dapat diintegrasikan dalam suatu teknologi untuk mencapai keberhasilan syiar islam di seluruh dunia. Seperti pada zaman Kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah bahwa Islam dapat mengengam teknologi yang sangat luar biasa, banyak cendekiawan islam yang melahirkan karya-karya termasyhur islam yang banyak dikagumi oleh seluruh dunia. Karena itu teknologi menjadi hal yang penting untuk dikuasai bagi tiap umat islam untuk menciptakan keselarasan dan menjadi senjata dalam dakwah Islamiyah.
Menciptakan suatu teknologi dalam dakwah Islam sebenarnya menyesuaikan keinginan dari konsumen yang akan menikmatinya. Namun hal tersebut tetap harus sesuai dengan hukum yang ditetapkan oleh Allah dan diteladani dari sifat dakwah itu sendiri menurut Rasulullah dengan menghindari adanya suatu kesalahpahaman terutama sesama muslim terhadap adanya suatu dampak yang ditimbulkan oleh arus teknologi itu sendiri.




DAFTAR PUSTAKA
Sudardi, A. 2013. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Dakwah.  http://www.penggunaan-teknologi-informasi-dalam.html/. [Diakses Tanggal 14 Mei 2013]
Suyono HS. 2012. Tantangan Dakwah Di Era Teknologi Dan Informasi. http://www.unmuhjember.ac.id/images/download/tantangandakwah.pdf. [Diakses Tanggal 14 Mei 2013]
Ummu Zaid, W.A. 2010. Cara-Cara Menuntut Ilmu. Yogyakarta : Bulletin Zuhairah.
Wenda. 2012. Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi. http://wendamongmong.wordpress.com/2012/06/10/pandangan-islam-terhadap-perkembangan-teknologi/. [Diakses Tanggal 14 Mei 2013]
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an DEPAG RI. 2007. Al-Qur’an Terjemahan Per-kata. Bandung : SYGMA.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar