Minggu, 13 Juni 2010

Sejukkan jiwa dengan berdzikir

Salah satu cara menenangkan batin adalah dengan berdzikir. Hal ini dibenarkan dalam Al-Qur’an QS: Ar-ra’d bahwa dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. Manfaat dzikir sangatlah banyak tidak hanya jiwa menjadi tentram, namun segala kegundahan, kegelisahan, serta apapun pikiran buruk yang kita takutkan akan menjadi hilang. Dzikir juga membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dengan berdzikir segala ucapan dan perbuatan kita akan mendapat naungan dari Allah SWT. Karena setiap kalimat yang kita ucapkan adalah Asma Allah, Sesuai dengan Hadist Qudsi riwayat Imam Bukhari, Allah swt berfirman : “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat)bila dia ingat Aku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya. Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut nama-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan(biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan (cepat)”. Kita dapat berdzikir kapanpun dan dimanapun dengan kondisi spt berikut ini :

Ø Mencari peluang yang tepat pada waktu yang dianggap mulia

Ø Mencari kondisi-kondisi yang dianggap Mulia

Ø Menghadap Kiblat

Ø Merendahkan suara

Ø Tidak berdzikir dengan suara irama atau ritme

Ø Merendahkan diri dan khusu’

Ø Berzikir dengan penuh kepastian dan keyakinan

Ø Diucapkan berulang-ulang atau terus menerus

Ø Percaya dan ikhlas

Dalam kondisi apapun kita dianjurkan untuk berdzikir, sebagaimana kita sebagai umat muslim juga harus senantiasa mengucap syukur kpd Allah SWT lewat dzikir. Meskipun demikian, rasulullah saw, menganjurkan waktu-waktu yang utama untuk berdzikir. Diantaranya :

* Setelah Sholat fardhu

* Setelah melakukan Ibadah haji

* Pada waktu pagi dan sore

* Pada waktu Hari Raya (Idul fitri dan Idul Adha)

* Ketika mendapat Musibah

* Ketika menghadapi musuh (berperang)

* Pada malam hari (lebih utama 1/3 malam terakhir).

Dzikir yang lebih berbpengaruh dan lebih bermanfaat yaitu Dzikrullah secara terus-menerus penuh konsentrasi dan penuh keyakinan(khuduril qalbi) dan istiqomah, dzikir dengan lisan yang tidak terkonsentrasi sepenuh hati, lebih sedikit sekali manfaat dan fadilahnya.Sebagaimana wujud bakti kita pada Allah azza wajalla atas segala nikmat yang tiada tara terlimpah pada kita. Dzikirpun demikian sedalam-dalamnya kita menhayati makna dzikrullah sedalam itu pula kita menyadari kekhilafan kita dan dosa-dosa yang sadar maupun tak sadar yang kita lakukan. dalam permulaan dzikir, kita diharuskan memaksakan diri untuk larut pada cinta kita pada Allah. Sehingga, ketika apa yang kita lakukan senantiasa berlandaskan cinta kita pada Allah SWT. Bukankah yang paling pantas untuk kita cintai hanyalah Allah?. lalu mengapa kita enggan meskipun untuk menyebut Asma-Nya?. Padahal Allah tak pernah lupa sedikitpun untuk mmberi rahmat pada kita di tiap hembusan nafas kita. Subhanallah, Allah tak pernah melupakan kita meski kita sering melupakannya, atau bahkan kita lalai dengan perintahnya. Saya pernah membaca novel kang Abik yang popular yaitu Ketika Cinta Bertasbih dalam novel itu ditulis bahwa “Jikalau kita telah cinta kepada Allah SWt, apapun yang ada dihati kita maupun dipkiran kita mengenai duniawi akan menjadi kecil dan hilang dengan sendirinya.” Dan pada hakikatnya kita juga akan kembali pada Allah, tidak menuntut batasan usia, kapanpun, dimanapun sekalipun di tempat dengan menara yang tinggi dan rapat maut akan menghampiri kita. Alangkah indahnya jika pada saat malaikat maut datang pada kita, kita dalam keadaan berdzikir menyebut asma Allah, Amin Allahumma amin. Lantas Apakah kita mampu untuk melaksanakan hal tersebut dengan sebaik-baiknya?.Tentunya kita harus tetap optimis bisa untuk menjadi hamba Allah dengan sebaik-baiknya.

rasulullah saw menyampaikan bahwa selain berdzikir, ibadah-ibadah yang telah diperintahkan pada Allah kpd kita juga harus dilakukan, salah satunya membaca Al-Qur’an, seluruh ayat-ayat dalam Al-Qur’an memiliki keutamaan karena kesemuanya merupakan kalamullah.

adapun ayat-ayat daalm Al-Qur’an yang sangat dianjurkan untuk dibaca adalah :


a) Surat Al-Fatihah, ini adalah seagung-agung surat dalam Al-qur’an, disebut juga Assab’ul Matsani.

b) Surat Al-baqarah, baik keseluruhan ayatnya, atau sebagian ayatnya, yakni : ayat 1-6, ayat 255 atau yang biasa disebut ayat kursi, dan dua ayat terakhir yaitu ayat 285-286. Adapun surat Al-Baqarah dan Surat Ali Imran, keduanya merupakan hujah keselamatan nanti di hari kiamat.

c) Surat Al-Kahfi,

d) Surat Ar-Rahman,

e) Surat Al-Waqiah,

f) Surat Al-Mulk,

g) Surat Al-Kafirun,

h) Surat Al-Zalzalah,

i) Surat Al-Kafirun

j) Surat An- Nasr,

k) Tiga Surat terakhir Al-Qur’an dalam mushaf usmani, yakni Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar